Harian Umum Interpos (08/08/2012)
Oleh : Usman Jambak
Padang, Interpos
Kota Padang boleh dikatakan memiliki beraneka-ragam cagar budaya dan sejarah yang banyak menyuguhkan keindahan kota bagi setiap insan yang ingin memanjakan mata dan pikirannya.
Kota Padang boleh dikatakan memiliki beraneka-ragam cagar budaya dan sejarah yang banyak menyuguhkan keindahan kota bagi setiap insan yang ingin memanjakan mata dan pikirannya.
Tak
dipungkiri, panorama alam tersebut menyimpan
segudang makna dan kearifan lokal. Mulai dari keindahan alam yang terkemas dalam bentuk pantai
yang memanjakan mata wisatawan sampai pada bangunan dan tempat yang menyimpan nilai
sejarah dan budaya. Tak kalah
ketinggalan juga di kota yang padat Muslim ini juga terdapat banyak objek
wisata Islami.
Salah
satu objek wisata Islami yang ada di kota ini adalah “Mekah Mini” yang terletak
di kawasan Lubuak Minturun Kota Padang. Objek
wisata islami yang lebih dikenal sebagai lokasi manasik haji ini,
merupakan miniatur tanah suci Mekah, tempat seluruh umat Islam dari berbagai penjuru dunia menunaikan ibadah
haji.
Jika
dibandingkan dengan kondisi kota Mekah, iklim dan luasnya
sungguh jauh berbeda. Namun, begitu memasuki kawasan ini, pancaran nuansa
Islaminya sangat kental.
Seperti
diketahui, kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika
umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah. Kemudian pada
tanggal 9 Dzulhijjah, bermalam di Muzdalifah, dan berakhir setelah melempar
jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10, 11, dan 12
Dzulhijjah. Tahapan inilah yang diinterpretasikan melalui lokasi manasik haji,
di kawasan Lubuak Minturun ini.
Pada
pintu gerbang, terdapat tugu yang diatasnya terdapat Alquran raksasa yang
terbentang megah. Di bagian
depan kawasan ini, terdapat dua batu besar. Salah
satunya bertuliskan nama pendiri lokasi manasik haji ini yaitu H.Nurli Zakir
dan Hj. Asmaridha, tercantum
tanggal pendirian lokasi ini tertanggal 13
Desember 2000 lalu.
Pemandangan
bukit yang hijau, akan memanjakan mata setiap pengunjung yang melihatnya. Ditambah hamparan rumput, diselingi pasir layaknya padang pasir, dengan
bebatuan besar yang menandakan setiap perhentian seorang muslim
dalam menyelenggarakan ibadah haji. Di bagian pojok kiri kawasan ini, berdiri megah bangunan
Masjid Nurzikrillah, yang digunakan oleh masyarakat untuk beribadah dan untuk
manasik haji, karena di dalamnya dilengkapi dengan miniatur ka’bah. Namun amat disayangkan, menurut salah seorang penjaganya, Masjid ini hanya dibuka ketika
waktu-waktu shalat saja.
Di
tengah kawasan, terdapat sebuah jembatan kecil, yang di atasnya
terdapat tiga buah tugu, melambangkan tempat umat Islam melempar jumrah,
Al-Ula, Al-Wustha, Al-Aqabah. Di samping jembatan berwarna biru tersebut, kita akan
menjumpai miniatur terowongan Mina, yang menjadi persinggahan saat menunaikan
ibadah haji.
Sedangkan
miniatur bukit Safa dan Marwah, yang menjadi tempat tahapan sa’i ibadah haji,
atau berlari kecilpun ada di sini. Selain dijadikan tempat manasik haji, lokasi
ini juga kerap didatangi masyarakat, untuk berwisata.
“Biasanya
kawasan ini ramai dikunjungi ketika libur sekolah atau pada saat lebaran”
ungkap wiwit (25 th), penjaga kawasan ini.
Mekah
mini yang didesain untuk objek wisata islami dan sarana manasik haji oleh
pendiri dan pengelolanya ini, tak jarang disalah artikan pengunjung. Sering
juga ditemukan sepasang muda-mudi di kawasan ini yang memadu asmara dan
berjalan berduaan. **
0 Komentar:
Posting Komentar